Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu...
Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu...
Dipaksa pecahkan karang, lemas jarimu terkepal... (Iwan Fals-Sore Tugu Pancoran)
Selintas aq teringat lagu itu, dikala disaat aq mencoba berjalan menyusuri sebuah jalanan disebuah kota besar yang namanya Ibu Kota. Seketika itu pandangan ku terarah kepada segerombolan anak-anak kecil yang mereka bilang anak jalanan. Yaa..sungguh-sungguh amat teramat kecil bila ku lihat dan ku nilai mereka yang harus bekerja dan berlomba dengan waktu demi mengejar sedikit belas kasihan dari kejamnya kota.
Siang itu begitu terik..panasnya bener-bener membakar kulit..mungkin kita yang bisa berada diruangan dingin (ber AC) pastilah enggan sekali jika harus berjalan-jalan dicuaca seperti itu. Apalagi yang biasa selalu melakukan perawatan kulit..hedehhh capek dehh hehe.
Anak jalanan...mengapa mereka ada??? Mengapa mereka harus berada di jalanan?? Mengapa mereka tidak seperti anak-anak yang lain yang senang dan gembiranya bercengkrama bersama keluarganya, ayah dan bundanya, dimanja, bersekolah dan menuntut ilmu seperti yang lain??? Hmmmm..aq sendiri pun bingung untuk menjawabnya.
Disaat matahari pun masih enggan memancarkan sinarnya yang kemerah-merahan, disaat anak-anak yang lain masih tertidur pulas dalam hangatnya selimut dan indahnya buaian mimpi, mereka harus bangun dan bergegas mengambil gitar, gendang, tamborin dan alat-alat yang lain sebagi modal mereka mendapatkan recehan rupiah. Diantara mereka pun harus segera mengambil jatah koran ke agennya untuk siap berteriak di bawah lampu merah dalam menjajakan lembaran berita itu. Sarapan?? Ahh..sebuah pertanyaan bodoh bagi mereka jika pertanyaan itu harus mereka dengar..perut kosong..itu sudah biasa..makan siang pun belum mereka pikirkan apalagi hanya sekedar sarapan pengalas perut yang sudah biasa anak-anak lain nikmati sebelum melangkah kakinya ke sekolah.
Disaat sang mentari mulai terik dalam membakar dunia ini, mereka terus dan terus menjual jasa mereka demi kenikmatan dan sedikit hiburan bagi penduduk yang entahlah apakah mereka masih mau merogoh isi sakunya. Ketika cacing perut kembali memberontak..disaat orang-orang sedang berkeringat dalam menikmati betapa lezatnya masakan makan siang, mereka hanya mampu tertegun dan merenung ke arah sebuah rumah makan, sambil memegang perut dan bibir yang kering serta kerongkongan yang begitu dahaga tiada tara sambil berkata dalam hati “sabar ya perut ku..jikalah hari ini Tuhan memberikan sedikit rejekinya untuk ku..pastilah engkau kan biarkan tertidur dalam kekenyangan dan terus tidak menyiksaku dengan gemuruh dan cacian mu terhadap lambung ku...namun jikalah hari ini sama dengan hari kemarin..maafkan aq..mungkin bak sampah di ujung jalan itu akan kembali ku bongkar dan berpacu bersama kucing dan anjing jalanan demi mendapatkan sebuah roti sisa atau sebungkus nasi yang enggan dihabiskan oleh penikmatnya”.
Disaat malam tiba dan dingin yang mencekam...disaat anak-anak yang lain sedang asyiknya bermain bersama sang ayah dan bunda, disaat mereka asyik menikmati makan malam bersama keluarga besarnya, disaat mereka mengganti baju dengan piyamanya dan bersiap menuju ruang dan dunia mimpi yang indah sambil tersenyum untuk menyiapkan rencana permainan esok hari...namun??? dimana anak jalanan?? Apakah yang mereka lakukan sekarang?? Apa sama dengan anak-anak yang lain?? Tidak sobat..tidak..mereka masih sibuk mengais sedikit recehan rupiah..karena siang tadi apa yang mereka dapatkan belum mampu membelikan sebungkus nasi untuk adek-adeknya yang sedari tadi masih menunggunya pulang. Pulang kemana?? Kesebuah rumah?? Tidak kawan..emperan toko sudah menjadi istana terindah mereka dengan beralaskan koran dan potongan karton (kardus) yang selalu mampu memberikan kenikamatan dan empuknya sebuah alas tidur. Dan mereka harus segera terlelap walaupun harus dengan perut yang kosong..agar esok pagi mereka tidak harus sampai diusir oleh pemilik toko yang akan membuka dagangannya.
Bergetar hati ku saat ku tanya kemana orang tua mu?? Apakah mereka tidak bekerja?? Apakah mereka hanya mengharapkan engkau..sedangkan engkau belum layak untuk melakukan ini semua?? Lalu apa jawab mereka “aku seorang seorang yatim piatu om, aq sebatang kara... bahkan aq sendiri belum pernah melihat wajah mereka, apakah mereka juga seperti aq, sejak kecil aq hanya dibesarkan oleh tetangga ku, om...apakah orang tua ku itu orang baik..apakah mereka juga orang berada seperti mereka..apakah mereka bisa memberikan kebahagian seperti anak-anak yang lain, jikalah mereka masih hidup apakah mereka mampu membuat ku jauh lebih baik om?? Om jawab om!!! “ aq tidak mampu menjawab semua pertanyaan itu..selain hanya sibuk mencari sapu tangan ku untuk mengusap air mata ini yang terus dan terus membasahi pipi ini. “om aq tidak tahu mengapa Tuhan menjadikan aq seperti ini, mengapa takdir ku terlahir kedunia hanya terlahir sebagai seorang anak jalanan..om aq juga butuh kebahagian seperti mereka..aq juga manusia kan om??? Lalu mengapa sedikit pun aq tak pernah merasakan indahnya dunia ini om, om tolonglah om jawablah pertanyaan ku!!! ”
Anak jalanan adalah sekilas kerasnya potret kehidupan..mereka tak pernah sedikit pun merasakan indah masa-masa anak-anak, betapa bahagianya saat dimanja dan dibelikan mainan kesukaannya, betapa nikmatnya masakan bunda di rumah selepas lelah bersekolah, betapa cantik dan gagahnya mereka berseragamn sekolah, betapa empuknya kasur tidur di kamar rumah, betapa hangatnya selimut dan ciuman ucapan selamat tidur dari sang ayah dan bunda, betapa serunya cerita dongen pengantar mimpi..ahhh..sudahlah..sud
Miris..miris.. dan miris bila ku lihat itu sedangkan tangan ini belum mampu menggapai dan merangkul mereka. Masa anak-anak adalah masa penuh kebahagian..masa dimana kita hanya bisa bermain dan bermanja..bersekolah dan menuntut ilmu demi suatu impian dan cita-cita yang sudah tertanam sejak kita menduduki bangku sekolah. Lantas..bagaimana dengan mereka??? Apakah mereka pernah berharap dan terpikir seperti apa yang ku katakan tadi?? Sobat..mereka juga manusia..mereka juga seperti kita..mereka juga ingin mendapatkan hak-hak mereka sebagai hamba Tuhan yang terlahir ke dunia yang fana ini.
Aq sungguh tak sanggup jika harus terus dan terus memandang, merenung dan menatap mereka dengan segala usaha, jerih payah mereka, kelelahan mereka, hujan panas yang selalu menemani mereka dan kolong langit sebagai rumah mereka...aq tak sanggup.
Mereka tidak salah sobat..mereka tidak salah..mereka hanyalah sebuah korban keadaan, kekejaman sebuah kehidupan, dan perihnya sebuah putaran dunia. Jikalah mereka bisa memilih takdir tentulah kebahagian dan lengkapnya sebuah keluarga serta kesejahteraan yang selalu mereka impikan. Namun takdir berkata lain..aq tau ini semua merupakan rahasia Tuhan..aq yakin ada maksud yang baik yang Tuhan telah tentukan dan tetapkan untuk mereka...
Lantas bagaimana dengan kita?? Yang hidup Alhamdulillah penuh dengan berkecukupan..masa kanak-kanak kita yang penuh dengan kebahagian, masih mau kah kita bersyukur?? Lantas mengapa hanya sekecil nikmat Tuhan yang belum diberikan-Nya ke kita lalu kita selalu menggerutu??? Mengapa uang yang telah dihabiskan oleh orang tua kita untuk biaya kita bersekolah..selalu kita sia-siakan, sedangkan mereka..sangat berharap bisa bersekolah dan mengenakan seragam sekolah seperti kita, mengapa setiap makanan yang kita lahap terkadang harus kita buang nasinya dengan alasan tidak sesuai dengan selera, sedangkankan mereka harus berpacu dengan waktu demi sesuap nasi serta terkadang berlomba bersama kucing dan anjing jalanan dalam mengacak-gacak bak sampah jalanan.
Sobat ku..ternyata masih ada manusia seperti kita yang kehidupannya jauh lebih susah dari kehidupan kita, janganlah kalian terlalu sering melihat ke atas namun lihatlah ke bawah ternyata masih ada mereka anak jalanan yang selalu berharap uluran tangan kita. Mari bantu mereka, ulurakan tangan kalian, genggam dan rangkullah mereka, mereka juga manusia sama seperti kita...
Anak Jalanan...Sabarlah Sobat Kecil Ku...Aku kan Datang...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar