Memang terasa berat jalan yang harus ku pilih..disaat semua berat untuk melepas ku dan berlawanan dengan semangat perubahan hidup yang ku usung tinggi..walau dengan air mata dan pelukkan hangat perpisahan..aq tetap melangkah pasti menuju pintu gerbang suatu perubahan hidup ku...Dunia perantauan adalah suatu khayalan yang saat itu cukup menjadi sesuatu yang mustahil dan mungkin tak pernah terbesit pun dalam akal sehat ku...namun apalah daya seorang hamba yang kecil ini..saat Allah telah menentukannya..maka kita hanya bisa menjalani..
Beranjak dari sebagai anak desa dan seorang anak buruh pabrik dan penjual nasi goreng..yang terus mengimpikan sang buah hati kelak menjadi seorang yang bisa membantu keuangan keluarga dan menjadi seorang yang kelak akan dapat membahagiakan dan membanggakan mereka..aku menatap masa depan yang mungkin akan terang benerang dan bersiap akan ku gapai dalam genggaman tangan ku..tanah perantauan seperti sebuah bukit yang tinggi..dipenuhi hijauannya rerumputan dan pepohonan yang begitu segar dan indah bila ku pandang..seakan-akan aku menjadi sombong dan merasa angkuh serta meremehkan bukit yang akan ku daki itu..aq merasa akan melewatinya dengan mulus..dengan keindahan yang ku tatap..membuatku hanya terfokus pada puncaknya..namun tak ku perhatikan kaki dan punggungnya..
Sungguh naif memang, ternyata keindahan itu hanya lah sebuah potret kehidupan yang ternyata masih fatamorgana, terlalu hanyut dalam dunia khayal namun tak pernah membayangkan jalan setapak yang sudah jelas terbentang di depan mata...yang begitu jauh dan jauh sekali hingga aq pun tak dapat melihat ujung dari jalan itu..
Tujuh tahun sudah ku lalui semua itu..dan jalan setapak itu masih terus ku jalani dan terus ku cari dimana kah kan ku temukan ujung dari jalan ini.
Ternyata benar..aq sempat merasa keindahan tanah rantau hanyalah sebuah fatamorgana..aq merasa tertipu oleh keindahan dan harapan..berkali-kali ku terjatuh karena tersandung batu yang tak ku sangka sebelumnya akan ku temukan di bukit ini, saat ku coba bangkit dan melanjutkan perjalanan asa ini kembali ku terguling dan terseret karena akar pepohonan yang begitu banyak melintang di hadapan ku..ohhh salah kah langkah yangku pilih ini..mengapa bukit yang ku lihat dari kejauhan tadi begitu indah dan mulus namun setelah ku coba mendakinya ternyata begitu banyak rintangan dan hambatan yang harus ku hadapi..
saat ku ingin memutuskan berhenti dalam perjalanan panjang ini..dan kembali ke bawah serta melupakan puncak bukit ini yang begitu indah..saat itu pula terlintas bayang semu..dua sosok yang aq yakin sekali bahwa aq sangat mengenalnya dan aq sangat dekat dengannya bahkan aq merasa aq memiliki perasaan dan darah yang sama dengannya..astaga...mimpik
Dalam senyuman mereka..memberikan isyarat kepada ku..bahwa hidup ini adalah perjuangan..tak semudah membalik telapak tangan untuk bisa mencapai kebahagian..penuh lika liku kehidupan..yang terkadang menipu..dan memberikan janji kosong..tidak akan kau temui suatu kejayaan tanpa ada usaha dan derai keringat yang harus dan terus mengalir..hidup ini adalah sebuah pilihan..jika salah memilih maka akan kau masukin sebuah pintu yang penuh kesengsaraan..dunia ini penuh tipu daya..namun jika kau mampu melewatinya dan berpegang teguh terhadap kompas kehidupan yang diturunkan Allah kepada hambanya..maka Insya Allah perjalanan terjal dan berliku akan dapat kita jalani dan menemukan ujung jalan setapak ini..
Aq memang seorang diri dalam perantauan ini, tak pernah ku temui satu pun orang yang merasa sebagai sanak keluarga ku..aq tetap lah sendiri dalam mencari secercah cahaya harapan yang masih belum terlihat dalam perjalanan ku ..karena tertutup dedaunan pohon yang semakin banyak ku temui di bukit ini..walaupun aq sudah sempat mendengarnya akan ku temukan di puncak sana... Namun akhirnya aq tak sendiri..Sahabat...ya sahabat... yang selama ini menjadi curahan keluh kesah ku..menemani kesendirian ku..dan ternyata dalam mendaki bukit ini aq tak sendri..tapi ada sahabat yang terus dan terus berjalan untuk menuju puncaknya dan terus berteriak memberi rasa optimis dalam jiwa dan raga ku..
Dalam tanah rantau ini..berdiam diri dan rasa egois serta tak memiliki jiwa sosial adalah suatu langkah bodoh..sebagai manusia tentulah kita tetap membutuhkan pertolongan dan bantuan orang lain..terlalu angkuh jika aq merasa mampu mencapai puncaknya dengan kaki dan tangan yang ku miliki...berkat sahabat..kini aq mampu melewati bagian terjal dan curam yang berada disisi kanan dan kiri ku...
“Wooooiiiiiiiiiiii....tern
“ahhhh...ternyata kawan ku telah mencapai puncak dari bukit ini..Alhamdulillah..lalu bagaimana dengan aq..sudah mencapai bagian mana diri ku ini..apakah masih di kaki bukit??? Atau kah aq telah mencapai punggung bukit??? Atau kah aq sudah semakin dekat dengan puncak bukit ini??? Namun jika ku dengar suara teriakan sahabat ku yang sangat begitu jelas dan begitu dekat dengan ku...sepertinya aq telah hampir mendekatinya...” Bapak..Ibu..demi senyum hangat dan tepukkan tangan kalian di pundak ku di kala mimpi itu..sedikit lagi akan ku persembahkan kecupan ciuman ku di pipi dan tangan kalian...” Ternyata mimpi dan harapan ku di tanah perantauan ini..nyata adanya dan bukanlah sebuah fatamorgana..
Sedikit pesan ku...jangan pernah ragu dan takut untuk meninggalkan kampung halaman untuk bermimpi mengejar impian..semua tempat dan ruang adalah sama adanya..semua milik Allah SWT..persiapkan segalanya..jangan pernah bermimpi di tanah perantauan hanya dengan bekal yang sedikit dan pas-pasan..persiapkan segalanya secara matang..jika tidak..nantinya disana hanya menjadi pelengkap derita kehidupan..Allahualam..wal
Catatan : bekal bukan berarti harus berupa materi..namun bekal yang ku maksud berupa ilmu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar