Weitssssss...ada apa neh dengan nakhoda dan penumpangnya..hehe kali ini aq coba berbagi aja mengenai sedikit nasehat kehidupan rumah tangga.
Ya begitulah kehidupan yang kita jalani saat ini, tak mungkin bila kita tidak mendapatkan masalah dan cobaan, bukan hidup namanya bila hidup ini datar-datar saja..bener ngga? Begitu pula dengan kehidupan rumah tangga, menurut cerita sesepuh-sesepuh aq hehe yang namanya hidup berumah tangga itu pasti saja ada pertengkaran dan cek-cok...ya itu biasalah katanya..^^Tapi tergantung sejauh mana kita bisa mengatasi dan mencari solusi diantara pertengkaran tersebut..dan tentunya harus sama-sama berkepala dingin, klo diantara salah satu masih berkepala panas..berarti salah satunya harus mengalah..supaya semua bisa diatasi, coba bayangkan jika keduanya sama-sama penuh emosi wahhhh gawat donk..ibarat batu bila digesekkan pasti akan mengeluarkan api kan...untuk itu jadilah seember air yang mendinginkan..kenapa aq bilangnya seember??soalnya bila aq bilang setetes wahh ntar nggak padam donk apinya hehehe.
Memang terkadang emosi dan egois adalah salah satu masalah yg sulit untuk dihindari dalam sebuah pertengkaran, nggak munafik..soalx aq sendri terkadang begitu hehe (wahh sok bijak ternyata sama aja) tapi coba anda berfikir lebih bijak emosi hanya membuatakan mata, terkadang ada hal yang benar yang tidak kita ketahui, namun karena emosi yang membumbung tinggi hingga kita mengabaikannya..disaat emosi telah reda..barulah kita menyadari kesalahan kita..Nah lohhh..trs apa hubungannya ma nakhoda dan penumpangnya..hehe sabar donk..yukk kita bahas sekarang.
Seperti dg apa yg aq uraikan di atas td bahwa hidup berumah tangga seperti mengarungi samudera yg sangat luas..dan suami adalah nakhoda sedangkan istri dan anak-anaknya adalah penumpangnya..untuk itu dituntut sepandai-pandainya nakhoda membawa dan mengemudikan bahtera itu untuk mencapai daratan kebahagian. Tentunya seorang nakhoda harus bisa meyakinkan penumpangnya bahwa bahtera akan sampai dengan selamat menuju daratan kebahagian itu.
Seorang nakhoda dituntut harus memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan penumpangnya..makanya klo ada kapal tenggelam..yang pertama dicari pak Polisi adalah Nakhodanya kan hehe. Memang berat beban dan tugas seorang Nakhoda, tapi itu sudah merupakan kewajiban yang dibebankan kepadanya, so...bagimana dengan penumpangnya?? Ya sebagai penumpang ngikut aja dah ma komandonya Nakhoda , coba anda bayangin..klo Nakhoda menentukan arah ke Timur (yang merupakan daratan kebahagian) trus penumpangnya minta ke Barat, apa coba yang akan terjadi??pasti ribut kan??? Begitu pula sebaliknya...Jadi pada intinya..antara Nakhoda dan penumpang dituntut untuk bisa bekerja sama dalam sama-sama menjalankan bahtera tersebut agar bisa berlayar dengan aman dan nyaman serta sampai di daratan kebahagian itu.
Tapi ingat jadi penumpang jangan suka menang sendiri mentang-mentang penumpang adalah raja trus mau ngatur sendiri, ke egoisan lebih diutamakan..itu seh namanya perompak yang lagi membajak sebuah kapal..bener nggak???hehe sama halnya dengan seorang istri jangan lah suka membantah dan melawan suami..mentang-mentang diberi kepercayaan mengatur rumah tangga ehhh jadinya kebablasan..pengen ngatur semuanya..terus mengabaikan peranan seorang suami yang jelas-jelas di tetapkan dalam agama adalah sebagai Pemimpin/Kepala Rumah Tangga. Ingat loh..suami lah yang akan menuntun istri beserta anaknya ke Surga, bukankan yang dicari seorang istri dalam sebuah rumah tangga dalah Ridhonya Suami, dan Ridhonya suami adalah Ridhonya Allah SWT juga..so...jadilah istri yang taat terhadap suami bila ingin mencium baunya surga..sepanjang suami itu bener aja loh...dan nggak nyuruh istri dan anak-anaknya berbuat maksiat..klo suaminya ga bener..ya cemplungin aja ke sumur hehehe..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar