Seingat
ku kejadian ini terjadi sekitar tahun 2008, tapi untuk bulan atau tanggal,
wahhh asli aq lupa banget. Trus kenapa peristiwa Saoka yang terjadi tahun 2006
yang justru terjadi lebih lama, aq malah ingat sekali setiap detik peristiwa
itu??? Ya memang peristiwa itu cukup membuat ku trauma karena terjadi untuk
pertama kalinya dalam sejarah hidup ku. Lantas bagaimana dengan peristiwa yang
akan aq ceritakan ini?? Peristiwa ini juga cukup menggegerkan ku juga, trauma
seh tidak..mungkin karena aq sudah mengalami peristiwa yang penuh misteri
sehingga sudah memiliki bekal pengalaman sedikit dalam menghadapinya.
Peristiwa
tak jauh berbeda dari kisah Saoka, semua seputar camping ku dengan Papala SMA N
3 dan hanya lokasinya saja yang membedakan. Mengapa selalu Papala SMA N 3
Sorong? Aq juga membina di Papala SMK N 1 Sorong, namun setiap camping dengan
mereka tak pernah ku jumpai hal-hal yang aneh, namun mengapa dengan Papala SMA
N 3 selalu saja aq dibawa dalam sebuah cerita panjang yang penuh misteri. Kisah
ini berawal ketika aq baru saja sampai di pintu gerbang masuk TWA (Taman Wisata
Alam) Sorong KM.14 pukul 21:00 dan anak-anak Papala semua sudah berkumpul dan
berada di lokasi perkemahan sejak sore hari tadi.
Aq
memang datangnya agak terlambat, bukan karena saat itu malam minggu sehingga kalian
mengira aq ngedate, bagi ku tidak ada malam yang istimewa, semua malam adalah
sama, dan aq pun tak mengenal malam minggu, tapi memang setiap malam minggu
adalah waktu rutinitas ku untuk mencuci pakaian ku, alasannya seh sederhana
hanya agar hari minggu aq bisa istirahat dan malas-malasan di kamar mess ku.
Ketika
aq baru saja hendak masuk kawasan hutan tersebut, ku lihat keadaan yang cukup
gelap sekali, sedangkan dari pintu gerbang hingga menuju lokasi perkemahan
lumayan jauh, karena pada dasarnya aq memang orangnya penakut sehingga ku
telpon orang-orang kepercayaan ku untuk menjemput ku dan menemani ku hingga
sampai di lokasi perkemahan. Tak lama Ammar, Echan dan Hendra pun datang,
sedangkan Broery tetap berada di lokasi perkemahan untuk menjaga dan mengatur
adek-adek juniornya.
Namun
aneh sekali ku rasa kedatangan mereka untuk menjemput ku, wajah mereka seperti
tidak biasanya ku lihat, mereka seperti tergopoh-gopoh, mimik wajahnya pun
seperti penuh kecemasan, langsung saja ku tanya “ada apa?? Kok kalian seperti
orang yang ketakutan gitu?” “kakak harus kita jaga, kk harus kita dampingi
sampai semuanya terasa aman” “heiiii....ada apa ini???” aq semakin bingung dan
tidak mengerti, ada apa dengan diri ku...ada ancaman apa yang sedang mengintai
diri ku sehingga anak-anak ini yang setahu ku memang memiliki kelebihan dari
manusia biasa seperti diri ku dengan penuh keseriusan untuk menjaga ku. “kak...penghuni
di hutan ini ingin mencoba kk, mereka ingin mengajak kk beradu ilmu dengannya”
“apa???? Nggak salah denger ni aq??” selama ini aq tidak pernah mengenal
hal-hal begitu dalam kamus hidup ku, apalagi punya pegangan ilmu penjaga diri
atau apalah...aq hanya punya ilmu agama itu saja yang ku pelajari sejak usia 5
tahun.
Rasa
bingung dan heran terus membahana dalam otak dan hati ku, ada apa ini??? Ku
amati perlahan-lahan seluruh tubuh ku...dan...”ohhhh apakah cincin ini???” Ya...4
bulan lalu ketika aq pulang cuti ke Samarinda, aq sempat diberi sebuah cincin putih
bermata kayu kukah, berwarna hitam dan apabila dibakar maka kayu ini akan
mengeluarkan minyak yang begitu harum baunya, dan apabila direndam di air
makanya airnya akan berminyak dan berbaum harum pula. Kata ayah ku cincin ini
diberikan oleh Datuk ku, namun karena aq jauh dari orang tua dan keluarga dan aq
hanya tinggal sebatang kara selama masa perantauan ku di kota Sorong, maka ayah
ku merasa perlu untuk memberikan cincin ini. Kala itu aq tidak begitu bertanya
banyak tentang arti dan makna apa yang terkandung dalam cincin ini, setelah
diberi ya langsung saja ku terima dan ku kenakan pada jari tengah tangan kanan
ku.
Cuma
yang ku ingat..waktu sepupu ku yang masih kecil bernama Landa, ketika tengah
malam tiba-tiba menangis keras, seperti ketakutan dan melihat sesuatu, kemudian
oleh abang ku direndamnya tasbihnya yang terbuat dari kayu kukah dan kemudian
air itu diminumkannya ke Landa, dan Alhamdulillah Landa pun berhenti menangis
dan tidur dengan pulasnya, mmmm...I don’t know...percaya nggak percaya tapi
begitulah fakta yang ku lihat.
“ahhh...sudahlah..aq
maju saja..aq tahu..Allah tidak tidur Dia selalu memberikan bantuan dan
pertolongannya kepada setiap hamba yang memohon kepada-Nya...Bismillahirahmanirrahim...Hasbunallah
wa ni’ mal wakil..” aq pun memacu sepeda motor ku dan terus melaju menembus
kelam dan pekatnya malam dan dinginnya suhu di sebuah hutan belantara ini.
Dalam perjalanan menuju lokasi perkemahan, ku sempatkan diri bertanya kepada
Echan...”apa yang kau lihat chan??” “mereka mengawasi kita kak, mereka terus
melihat kita...tak henti-hentinya mereka mengikuti kita” “astaghfirullah...Ya
Allah aq mohon perlindungan Mu” setelah melewati jalan yang begitu berbatu dan
berlubang akhirnya kami pun sampai di lokasi perkemahan, sudah banyak terparkir
sepeda motor di halaman parkir yang tak jauh dari lokasi anak-anak bermukim di
atas sebuah Shelter.
Dalam
TWA ini memang terdapat sebuah Shelter yang cukup besar, setinggi 1,5 meter
dari permukaan tanah, beratap seng yang sudah cukup kropos sehingga jika hujan
maka akan ada bagian dari shelter ini yang basah karena air hujan, bangunan ini
dibangun tanpa dinding sehingga hanya ada tiang penopang saja, shelter ini difungsikan
sebagai tempat peristirahatan pengunjung yang sudah kelelahan mengelilingi
kawasan ini. Ku lihat Broery sedang asyik mengisi materi dimalam itu, ditengah
terangnya cahaya lampu yang sudah terpasang dengan menggunakan tenaga genset.
Dari
halaman parkir sebelum menuju shelter, kami harus melewati jembatan yang sudah
cukup rapuh, dimana dibawahnya terdapat aliran sungai yang sangat dangkal. Ketika
ku pasang standar motor ku dan ku matikan mesinnya, aq langsung dirangkul oleh
Echan, saat itu aq merasa seperti seorang artis kelas dunia saja yang mendapat
pengawalan ketat dari petugas pengamanan dari tindakan para fans-fans berat
yang selalu memburu ku.
Aq
tahu..bahwa banyak sekali makhluk yang mengikuti aq..dan tak berani sedikit pun
kutanyakan kepada Echan siapa saja yang sekarang berada di sisi ku, namun ya
begitulah yang namanya Echan, tetap saja ia membisiki ku tentang apa saja yang
dilihatnya. “kak dijembatan ini ada perempuan berbaju putih, berambut panjang
terurai dan kusut sekali, matanya merah dan tajam melihat kita” aq pun hanya
diam saja sambil terus berdzikir. “nah kak sekarang ini ada sosok yang begitu
besar, bertanduk, wajahnya merah penuh dengan darah” sekali lagi aq hanya diam
dan terus berdzikir.
Akhirnya
aq pun sampai juga di shelter tersebut, suara riuh tepuk tangan menyambut ku,
ahh...aq seperti bintang tamu yang sedari tadi ditunggu-tunggu, dan Broery
langsung menyalami ku, “selamat datang kak, mereka sudah menunggu kakak dari
tadi” “trims brur..” suasana disini terlihat penuh keceriaan dan tak ada
sedikit pun rasa cemas dan takut yang kulihat dari setiap wajah anak-anak
Papala ini. Aq pun menunjukkan wajah yang sangat ceria..aq tak mau
memperlihatkan ketakutan ku..dan sepertinya mereka pun tidak tahu tentang
peristiwa apa yang baru ku alami. Aq tak mau mereka semua menjadi cemas
kemudian panik sehingga menimbulkan kekisruhan seperti yang terjadi di Saoka
tahun 2006 silam.
Sesaat
ku menunggu waktu memberikan arahan dan materi, dan
kulihat...”ahhh..Chia..kenapa dia ada disini, kenapa dia ikut lagi..ahh
sial..dia itu kan lemah bulu..nanti akan...ahhh....sudahlah..sudah
terlanjur..dia sudah ada disini..percuma juga bila menyuruhnya pulang..justru
aq akan menjadi tidak enak hati dengannya”. Ku panggil Ammar yang sedari tadi
sedang berdiri tak jauh dari posisi ku “mar...” “iya kak” “come here..!!!” “ada
apa kak??” “kenapa kalian ajak Chia ikut camping, nanti kan dia???” “kak..kami
sudah melarangnya untuk ikut..tapi ya gitu dehhh..dia tetap memaksa ikut..kami
juga jadi nggak enak hati..jadinya ya sudah..dia pun ikut kak” “ aduhhh
mar...bukan apa-apa seh..aq nggak mau kejadian di Saoka itu terulang lagi, kamu
kan tahu sendiri..Chia itu seperti apa orangnya...dia lemah bulu” sambil
tertunduk..Ammar pun tak bisa menjawab lagi setiap pertanyaan ku. Tak lama
kemudian Broery mempersilahkan ku untuk memberikan materi.
Setelah
2 jam aq memberikan materi, ku lihat jam tangan ku sudah menunjukkan pukul 23:00,
sepertinya anak-anak terlihat sudah mengantuk, karena memang kondisinya malam
itu begitu dingin. Setelah ku tutup penyampaian ku, kemudian ku persilahkan
anak-anak untuk melakukan aktivitasnya masing-masing dan ingat sampai jam 24:00
semua wajib sudah tidur semua. Dan anak-anak pun memulai aktivitasnya
masing-masing, ada yang ingin pipis dan macam-macam lah dan tentunya semua
aktivitas mereka dalam kendali dan pemantauan ku. Dan tentulah aq tidak segan-segan
menegur apabila aq melihat atau mendapatkan anak-anak papala mojok atau berpacaran,
walaupun aq tahu banyak sekali di shelter ini yang memiliki pasangan dan ikut
sama-sama dalam camping ini. Hati kecil ku tertawa tipis setelah aq memberi
peringatan keras itu kepada mereka, hehehe aq merasa kaya nggak pernah muda
saja, tapi biar bagaimanapun saat ini posisi ku adalah seorang pembina, panutan
mereka, aq harus bersikap bijaksana, tegas, bertanggungjawab, sehingga mereka
dapat belajar banyak dalam memimpin...dan tentunya aq berharap jika mereka
dewasa kelak..mereka menjadi orang yang dapat dibanggakan.
Ku
kumpulkan orang terdekat ku dan para senior lain, ku beri mereka arahan untuk
malam ini membuat regu jaga, “kita bagi sib untuk berjaga kalau-kalau ada
hal-hal yang tidak diinginkan, baik itu nyata maupun tidak nyata”. Setelah
mereka semua paham dan mengerti maka mereka pun langsung melaksanakan tugasnya
masing-masing. Ada yang berjaga di parkiran motor, ada yang berkeliling lokasi
perkemahan dan ada pula yang menemaniku di shelter sambil berbincang-bincang
dengan ku hingga tengah malam menjelang dan kondisi suhu semakin dingin.
Terus
kuperhatikan sekeliling ku, ku lihat adek-adek junior tertidur dengan pulasnya,
sambil meminum kopi dan bermain gaplek (kartu Domino) bersama dengan Echan,
Ammar, Broery dan terus terdengar suara bising raungan mesin genset yang sedari
senja tadi terus memacu tenaganya untuk dapat memberikan penerangan kepada kami
hingga sang fajar menjelang..dan tentunya stok cadangan bensin kami pun tetap
tersedia.
Ketika
waktu sudah memasuki pukul 01.30 dini hari, tiba-tiba lampu kami mati dan suara
bising genset pun mulai melemah dan sunyi kembali. Ku perintahkan salah satu
senior untuk mengecek gensetnya apakah bensinnya sudah habis..jika habis segera
diisi agar tidak mengganggu aktivitas kita malam ini. “kak bensinnya masih
banyak kok, tadi sudah sempat diisi lagi, lagian juga genset ini termasuk hemat
minyak kok” “oh ya??? Coba cek businya...!!!” setelah beberapa menit
“kak..businya masih bagus kok” “loh kok??? Aneh seh?? Aq langsung turun dari
shelter dengan penuh penasaran ku coba menarik pelatuk genset tersebut..hingga
berkali-kali dan akhirnya aq pun menyerah sedangkan keringat sudah bercucuran
dan membasahi wajah dan badan ku...”gantiian dek, dahh nggak kuat kk”
jrenggg...jrekk...jrekkk..jrekkk...jrenggg...jrekkk..jrekkkk..jrekkk...”kak
nggak bisa”
Aq
langsung naik kembali ke shelter, sambil mengusap keringat ku, ku lihat
anak-anak pada bangun semua dari tidurnya, mungkin kaget karena melihat keadaan
yang gelap dan berisiknya suara genset yang sedari tadi coba dihidupkan kembali
namun tak bisa. Ku lihat Echan hanya tersenyum saja..sehingga memancing ku
untuk bertanya..”ehhh...kk kecapean gini kamu malah tesenyum saja..bukannya
dibantuin juga”.. sambil menjewer kupingnya. “kak..percumalah dihidupin..sampai
tangan putus juga..nggak bakalan hidup tu genset” “nahhh...lohhh...kenapa
emangnya???” “lha sedari tadi tu genset ditahan ma tu perempuan...” “Astaghfirullah...jangan
becanda loe chan...!!!” ku lihat Ammar...ia hanya menganggukkan kepalanya.
“maksud mu...??? kunti...???” “siapa lagi klo bukan dia kak”
“Ya
Allah ada apa lagi malam ini...mengapa saja aq harus berhadapan dengan hal-hal
yang selalu saja penuh misteri seperti ini..sedangkan Engkau tahu..aq orangnya
penakut, berikan pertolongan dan perlindungan Mu Ya Allah..lindungi kami semua
dari kejahilan dan godaan setan yang terkutuk...Audzubillahiminassaitonirodzim...”
Lalu
beberapa saat kemudian terdengar suara....“brakkkkkk.......” seperti suara
orang yang terjatuh....“apa itu???” “kak....Chia...pingsannn....” sambil
bertatapan dengan Echan, Ammar dan Broery..........“Audzubillahiminassaitonirodzim....Bismillahirahmanirahhim.....Hasbunallah
wa ni’ mal wakil....sepertinya petualangan misteri ku malam ini dimulai
lagi....”
Bersambung......
Bagaimana kelanjutan ceritanya?? silahkan baca Hutan Taman Wisata Alam Sorong...Kembali Menggegerkan Ku...Part II
Tidak ada komentar:
Posting Komentar