Gua bercerita dan berusaha memberikan nasihat seperti ini bukan berarti gua adalah orang yang paling suci dan benar di dunia ini..gua tetaplah manusia biasa seperti kalian yang tak pernah luput dari salah dan khilaf...namun setidaknya dalam ketidaksempurnaan gua sebagai manusia..masih ada rasa ingin dalam hati gua untuk berbagi dan memberi..dan tidak selalu meminta..bukankah tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah...

Mudah-mudahan dari cerita dan nasehat yang gua sampaikan dapat memberi hikmah dan pelajaran dalam mengerti dan memahami arti hidup...sehingga menjadi cerminan dalam diri kita untuk bisa berbuat lebih baik lagi...

Semua cerita dan nasehat ini semata mata hasil imajinasi dan kreasi pemikiran dan pengamatan gua dalam melihat problematika disekitar hidup ini, walaupun di dalamnya ada tersirat sedikit maupun banyak pengalaman dan kisah hidup gua dalam melangkah dan menapak setiap detik putaran hidup ini...Thank's ats segala dukungan dan saran sobat-sobat Facebookers dan Bloggers sekalian...Gua berjanji gua nggak pernah berhenti dalam berkreasi dan berkarya...Semoga Kita Selalu Mendapatkan Bimbingan-Nya...Aminnnn.... ^_^

Sabtu, 10 Maret 2012

Hutan Taman Wisata Alam Sorong...Kembali Menggegerkan Ku...Part I



Seingat ku kejadian ini terjadi sekitar tahun 2008, tapi untuk bulan atau tanggal, wahhh asli aq lupa banget. Trus kenapa peristiwa Saoka yang terjadi tahun 2006 yang justru terjadi lebih lama, aq malah ingat sekali setiap detik peristiwa itu??? Ya memang peristiwa itu cukup membuat ku trauma karena terjadi untuk pertama kalinya dalam sejarah hidup ku. Lantas bagaimana dengan peristiwa yang akan aq ceritakan ini?? Peristiwa ini juga cukup menggegerkan ku juga, trauma seh tidak..mungkin karena aq sudah mengalami peristiwa yang penuh misteri sehingga sudah memiliki bekal pengalaman sedikit dalam menghadapinya.

Peristiwa tak jauh berbeda dari kisah Saoka, semua seputar camping ku dengan Papala SMA N 3 dan hanya lokasinya saja yang membedakan. Mengapa selalu Papala SMA N 3 Sorong? Aq juga membina di Papala SMK N 1 Sorong, namun setiap camping dengan mereka tak pernah ku jumpai hal-hal yang aneh, namun mengapa dengan Papala SMA N 3 selalu saja aq dibawa dalam sebuah cerita panjang yang penuh misteri. Kisah ini berawal ketika aq baru saja sampai di pintu gerbang masuk TWA (Taman Wisata Alam) Sorong KM.14 pukul 21:00 dan anak-anak Papala semua sudah berkumpul dan berada di lokasi perkemahan sejak sore hari tadi.

Aq memang datangnya agak terlambat, bukan karena saat itu malam minggu sehingga kalian mengira aq ngedate, bagi ku tidak ada malam yang istimewa, semua malam adalah sama, dan aq pun tak mengenal malam minggu, tapi memang setiap malam minggu adalah waktu rutinitas ku untuk mencuci pakaian ku, alasannya seh sederhana hanya agar hari minggu aq bisa istirahat dan malas-malasan di kamar mess ku.

Ketika aq baru saja hendak masuk kawasan hutan tersebut, ku lihat keadaan yang cukup gelap sekali, sedangkan dari pintu gerbang hingga menuju lokasi perkemahan lumayan jauh, karena pada dasarnya aq memang orangnya penakut sehingga ku telpon orang-orang kepercayaan ku untuk menjemput ku dan menemani ku hingga sampai di lokasi perkemahan. Tak lama Ammar, Echan dan Hendra pun datang, sedangkan Broery tetap berada di lokasi perkemahan untuk menjaga dan mengatur adek-adek juniornya.

Namun aneh sekali ku rasa kedatangan mereka untuk menjemput ku, wajah mereka seperti tidak biasanya ku lihat, mereka seperti tergopoh-gopoh, mimik wajahnya pun seperti penuh kecemasan, langsung saja ku tanya “ada apa?? Kok kalian seperti orang yang ketakutan gitu?” “kakak harus kita jaga, kk harus kita dampingi sampai semuanya terasa aman” “heiiii....ada apa ini???” aq semakin bingung dan tidak mengerti, ada apa dengan diri ku...ada ancaman apa yang sedang mengintai diri ku sehingga anak-anak ini yang setahu ku memang memiliki kelebihan dari manusia biasa seperti diri ku dengan penuh keseriusan untuk menjaga ku. “kak...penghuni di hutan ini ingin mencoba kk, mereka ingin mengajak kk beradu ilmu dengannya” “apa???? Nggak salah denger ni aq??” selama ini aq tidak pernah mengenal hal-hal begitu dalam kamus hidup ku, apalagi punya pegangan ilmu penjaga diri atau apalah...aq hanya punya ilmu agama itu saja yang ku pelajari sejak usia 5 tahun.

Rasa bingung dan heran terus membahana dalam otak dan hati ku, ada apa ini??? Ku amati perlahan-lahan seluruh tubuh ku...dan...”ohhhh apakah cincin ini???” Ya...4 bulan lalu ketika aq pulang cuti ke Samarinda, aq sempat diberi sebuah cincin putih bermata kayu kukah, berwarna hitam dan apabila dibakar maka kayu ini akan mengeluarkan minyak yang begitu harum baunya, dan apabila direndam di air makanya airnya akan berminyak dan berbaum harum pula. Kata ayah ku cincin ini diberikan oleh Datuk ku, namun karena aq jauh dari orang tua dan keluarga dan aq hanya tinggal sebatang kara selama masa perantauan ku di kota Sorong, maka ayah ku merasa perlu untuk memberikan cincin ini. Kala itu aq tidak begitu bertanya banyak tentang arti dan makna apa yang terkandung dalam cincin ini, setelah diberi ya langsung saja ku terima dan ku kenakan pada jari tengah tangan kanan ku.

Cuma yang ku ingat..waktu sepupu ku yang masih kecil bernama Landa, ketika tengah malam tiba-tiba menangis keras, seperti ketakutan dan melihat sesuatu, kemudian oleh abang ku direndamnya tasbihnya yang terbuat dari kayu kukah dan kemudian air itu diminumkannya ke Landa, dan Alhamdulillah Landa pun berhenti menangis dan tidur dengan pulasnya, mmmm...I don’t know...percaya nggak percaya tapi begitulah fakta yang ku lihat.

“ahhh...sudahlah..aq maju saja..aq tahu..Allah tidak tidur Dia selalu memberikan bantuan dan pertolongannya kepada setiap hamba yang memohon kepada-Nya...Bismillahirahmanirrahim...Hasbunallah wa ni’ mal wakil..” aq pun memacu sepeda motor ku dan terus melaju menembus kelam dan pekatnya malam dan dinginnya suhu di sebuah hutan belantara ini. Dalam perjalanan menuju lokasi perkemahan, ku sempatkan diri bertanya kepada Echan...”apa yang kau lihat chan??” “mereka mengawasi kita kak, mereka terus melihat kita...tak henti-hentinya mereka mengikuti kita” “astaghfirullah...Ya Allah aq mohon perlindungan Mu” setelah melewati jalan yang begitu berbatu dan berlubang akhirnya kami pun sampai di lokasi perkemahan, sudah banyak terparkir sepeda motor di halaman parkir yang tak jauh dari lokasi anak-anak bermukim di atas sebuah Shelter.

Dalam TWA ini memang terdapat sebuah Shelter yang cukup besar, setinggi 1,5 meter dari permukaan tanah, beratap seng yang sudah cukup kropos sehingga jika hujan maka akan ada bagian dari shelter ini yang basah karena air hujan, bangunan ini dibangun tanpa dinding sehingga hanya ada tiang penopang saja, shelter ini difungsikan sebagai tempat peristirahatan pengunjung yang sudah kelelahan mengelilingi kawasan ini. Ku lihat Broery sedang asyik mengisi materi dimalam itu, ditengah terangnya cahaya lampu yang sudah terpasang dengan menggunakan tenaga genset.

Dari halaman parkir sebelum menuju shelter, kami harus melewati jembatan yang sudah cukup rapuh, dimana dibawahnya terdapat aliran sungai yang sangat dangkal. Ketika ku pasang standar motor ku dan ku matikan mesinnya, aq langsung dirangkul oleh Echan, saat itu aq merasa seperti seorang artis kelas dunia saja yang mendapat pengawalan ketat dari petugas pengamanan dari tindakan para fans-fans berat yang selalu memburu ku.

Aq tahu..bahwa banyak sekali makhluk yang mengikuti aq..dan tak berani sedikit pun kutanyakan kepada Echan siapa saja yang sekarang berada di sisi ku, namun ya begitulah yang namanya Echan, tetap saja ia membisiki ku tentang apa saja yang dilihatnya. “kak dijembatan ini ada perempuan berbaju putih, berambut panjang terurai dan kusut sekali, matanya merah dan tajam melihat kita” aq pun hanya diam saja sambil terus berdzikir. “nah kak sekarang ini ada sosok yang begitu besar, bertanduk, wajahnya merah penuh dengan darah” sekali lagi aq hanya diam dan terus berdzikir.

Akhirnya aq pun sampai juga di shelter tersebut, suara riuh tepuk tangan menyambut ku, ahh...aq seperti bintang tamu yang sedari tadi ditunggu-tunggu, dan Broery langsung menyalami ku, “selamat datang kak, mereka sudah menunggu kakak dari tadi” “trims brur..” suasana disini terlihat penuh keceriaan dan tak ada sedikit pun rasa cemas dan takut yang kulihat dari setiap wajah anak-anak Papala ini. Aq pun menunjukkan wajah yang sangat ceria..aq tak mau memperlihatkan ketakutan ku..dan sepertinya mereka pun tidak tahu tentang peristiwa apa yang baru ku alami. Aq tak mau mereka semua menjadi cemas kemudian panik sehingga menimbulkan kekisruhan seperti yang terjadi di Saoka tahun 2006 silam.

Sesaat ku menunggu waktu memberikan arahan dan materi, dan kulihat...”ahhh..Chia..kenapa dia ada disini, kenapa dia ikut lagi..ahh sial..dia itu kan lemah bulu..nanti akan...ahhh....sudahlah..sudah terlanjur..dia sudah ada disini..percuma juga bila menyuruhnya pulang..justru aq akan menjadi tidak enak hati dengannya”. Ku panggil Ammar yang sedari tadi sedang berdiri tak jauh dari posisi ku “mar...” “iya kak” “come here..!!!” “ada apa kak??” “kenapa kalian ajak Chia ikut camping, nanti kan dia???” “kak..kami sudah melarangnya untuk ikut..tapi ya gitu dehhh..dia tetap memaksa ikut..kami juga jadi nggak enak hati..jadinya ya sudah..dia pun ikut kak” “ aduhhh mar...bukan apa-apa seh..aq nggak mau kejadian di Saoka itu terulang lagi, kamu kan tahu sendiri..Chia itu seperti apa orangnya...dia lemah bulu” sambil tertunduk..Ammar pun tak bisa menjawab lagi setiap pertanyaan ku. Tak lama kemudian Broery mempersilahkan ku untuk memberikan materi.

Setelah 2 jam aq memberikan materi, ku lihat jam tangan ku sudah menunjukkan pukul 23:00, sepertinya anak-anak terlihat sudah mengantuk, karena memang kondisinya malam itu begitu dingin. Setelah ku tutup penyampaian ku, kemudian ku persilahkan anak-anak untuk melakukan aktivitasnya masing-masing dan ingat sampai jam 24:00 semua wajib sudah tidur semua. Dan anak-anak pun memulai aktivitasnya masing-masing, ada yang ingin pipis dan macam-macam lah dan tentunya semua aktivitas mereka dalam kendali dan pemantauan ku. Dan tentulah aq tidak segan-segan menegur apabila aq melihat atau mendapatkan anak-anak papala mojok atau berpacaran, walaupun aq tahu banyak sekali di shelter ini yang memiliki pasangan dan ikut sama-sama dalam camping ini. Hati kecil ku tertawa tipis setelah aq memberi peringatan keras itu kepada mereka, hehehe aq merasa kaya nggak pernah muda saja, tapi biar bagaimanapun saat ini posisi ku adalah seorang pembina, panutan mereka, aq harus bersikap bijaksana, tegas, bertanggungjawab, sehingga mereka dapat belajar banyak dalam memimpin...dan tentunya aq berharap jika mereka dewasa kelak..mereka menjadi orang yang dapat dibanggakan.

Ku kumpulkan orang terdekat ku dan para senior lain, ku beri mereka arahan untuk malam ini membuat regu jaga, “kita bagi sib untuk berjaga kalau-kalau ada hal-hal yang tidak diinginkan, baik itu nyata maupun tidak nyata”. Setelah mereka semua paham dan mengerti maka mereka pun langsung melaksanakan tugasnya masing-masing. Ada yang berjaga di parkiran motor, ada yang berkeliling lokasi perkemahan dan ada pula yang menemaniku di shelter sambil berbincang-bincang dengan ku hingga tengah malam menjelang dan kondisi suhu semakin dingin.

Terus kuperhatikan sekeliling ku, ku lihat adek-adek junior tertidur dengan pulasnya, sambil meminum kopi dan bermain gaplek (kartu Domino) bersama dengan Echan, Ammar, Broery dan terus terdengar suara bising raungan mesin genset yang sedari senja tadi terus memacu tenaganya untuk dapat memberikan penerangan kepada kami hingga sang fajar menjelang..dan tentunya stok cadangan bensin kami pun tetap tersedia.

Ketika waktu sudah memasuki pukul 01.30 dini hari, tiba-tiba lampu kami mati dan suara bising genset pun mulai melemah dan sunyi kembali. Ku perintahkan salah satu senior untuk mengecek gensetnya apakah bensinnya sudah habis..jika habis segera diisi agar tidak mengganggu aktivitas kita malam ini. “kak bensinnya masih banyak kok, tadi sudah sempat diisi lagi, lagian juga genset ini termasuk hemat minyak kok” “oh ya??? Coba cek businya...!!!” setelah beberapa menit “kak..businya masih bagus kok” “loh kok??? Aneh seh?? Aq langsung turun dari shelter dengan penuh penasaran ku coba menarik pelatuk genset tersebut..hingga berkali-kali dan akhirnya aq pun menyerah sedangkan keringat sudah bercucuran dan membasahi wajah dan badan ku...”gantiian dek, dahh nggak kuat kk” jrenggg...jrekk...jrekkk..jrekkk...jrenggg...jrekkk..jrekkkk..jrekkk...”kak nggak bisa”

Aq langsung naik kembali ke shelter, sambil mengusap keringat ku, ku lihat anak-anak pada bangun semua dari tidurnya, mungkin kaget karena melihat keadaan yang gelap dan berisiknya suara genset yang sedari tadi coba dihidupkan kembali namun tak bisa. Ku lihat Echan hanya tersenyum saja..sehingga memancing ku untuk bertanya..”ehhh...kk kecapean gini kamu malah tesenyum saja..bukannya dibantuin juga”.. sambil menjewer kupingnya. “kak..percumalah dihidupin..sampai tangan putus juga..nggak bakalan hidup tu genset” “nahhh...lohhh...kenapa emangnya???” “lha sedari tadi tu genset ditahan ma tu perempuan...” “Astaghfirullah...jangan becanda loe chan...!!!” ku lihat Ammar...ia hanya menganggukkan kepalanya. “maksud mu...??? kunti...???” “siapa lagi klo bukan dia kak”

“Ya Allah ada apa lagi malam ini...mengapa saja aq harus berhadapan dengan hal-hal yang selalu saja penuh misteri seperti ini..sedangkan Engkau tahu..aq orangnya penakut, berikan pertolongan dan perlindungan Mu Ya Allah..lindungi kami semua dari kejahilan dan godaan setan yang terkutuk...Audzubillahiminassaitonirodzim...”

Lalu beberapa saat kemudian terdengar suara....“brakkkkkk.......” seperti suara orang yang terjatuh....“apa itu???” “kak....Chia...pingsannn....” sambil bertatapan dengan Echan, Ammar dan Broery..........“Audzubillahiminassaitonirodzim....Bismillahirahmanirahhim.....Hasbunallah wa ni’ mal wakil....sepertinya petualangan misteri ku malam ini dimulai lagi....”

Bersambung......

Bagaimana kelanjutan ceritanya?? silahkan baca Hutan Taman Wisata Alam Sorong...Kembali Menggegerkan Ku...Part II

Tidak ada komentar:

Posting Komentar